Sabtu, 21 Mei 2011

DESA BODOR KECAMATAN PACE - NGANJUK JAWA TIMUR

          Kabupaten Nganjuk tahun lalu menjagokan Desa Bodor Kecamatan Pace pada lomba desa tingkat Provinsi Jawa Timur. Penilaiannya sudah dilakukan Senin siang tanggal 7 Juni 2010 oleh sebuah tim berjumlah 16 orang yang dipimpin oleh Kepala Bappemas Provinsi Jawa Timur Totok Suwarto, SH, M.Si.
Kedatangannya di Nganjuk diterima langsung oleh Bupati dan Wakil Bupati beserta anggota Muspida dan Ketua DPRD langsung dilokasi lomba yaitu desa Bodor.

          Totok Suwarto mengatakan bahwa kedatangannya bersama tim pada dasarnya adalah bersifat klarifikasi data, mengingat sebelumnya desa bodor sebagai wakil Nganjuk tahun ini, sudah mengirimkan data pendukung ke Jawa Timur dan sudah dilakukan presentasi dihadapan tim.
          Ada delapan indikator yang dilakukan penilaian lapangan atau klarifikasi data masing-masing indikator pendidikan . Saat ini anak usia 7 sampai dengan 15 tahun di desa Bodor semuanya mampu melanjutkan sekolah. Selain itu sudah 50 proses warga yang tamat sarjana.
Sementara indikator kesehatan tidak adanya penderita gisi buruk, serta Desa Bodor telah dijadikan desa siaga di Kec. Pace. Dibidang ekonomi adanya kegiatan pengembangan ekonomi kerakyatan melalui usaha bidang pertanian, peternakan, melebair, budidaya jamur tiram dan usaha kecil lainnya. Indikator lainnya yang dinilai yaitu indikator ketentraman dan ketertiban masyarakat, pemerintahan desa kelembagaan masyarakat dan juga indikator bidang pemberdayaan kesejahteraan keluarga.
          Untuk diketahui tahun 2008, Nganjuk menjagokan Desa Kudu Kecamatan Kertosono, dan tahun 2009 menjagokan Desa Banaran Wetan Kec. Bagor dalam lomba serupa. Ketika itu kedua wakil Nganjuk tersebut hanya meraih predikat juara ke tiga. Selanjutnya Apakah Desa Bodor Kecamatan Pace ini nantinya mampu mengungguli dua desa yang telah maju sebelumnya ataukah sama atau dibawahnya ?
          Kita tunggu hasilnya setidaknya hingga akhir bulan ini, mengingat seperti dituturkan ketua tim Totok Suwarto, pihaknya masih harus menilai 8 desa lain di Jawa Timur.
 Dalam rangka memperingati Hari Jadi Kabupaten Nganjuk ke 1072 sekaligus sebagai tonggak mulainya dicanangkan program Promosi Potensi Nganjuk (PPN) Nganjuk. Sebagai salah satu sentra Bawang Merah di Jawa Timur maka diadakanlah Lomba Cipta Replika Bawang Merah. Lomba ini merupakan lomba sebagai ajang kreatifitas yang melibatkan banyak pihak baik petani, unsur swasta maupun perorangan. Tujuan dilaksanakan acara ini adalah mengangkat citra bawang merah sebagai potensi asli Kab. Nganjuk dan mendorong transaksi antar petani dan penjualan ke luar daerah.
          Pada kegiatan tersebut ditampilkan berbagai replika yang pada intinya bisa mewakili kartakter Kabupaten Nganjuk, sebagai contoh diantaranya ada salah satu peserta yang menampilkan replikasi “Petani yang sedang menggarap sawah beserta sapinya” yang akhirnya menjadi Juara I pada perlombaan ini. Dalam wawancara yang dilakukan DeAL terungkap bahwa makna replika Petani dan Sapi milik Gapoktan Suka Maju, Desa Bodor Kec. Pare ini mengandung makna menunjukkan bahwa Kabupaten Nganjuk merupakan daerah agraris maka dari itu makna tersebut dituangkan pada tampilan replika petani sedang membajak sawah.
          Contoh lainnya adalah replika dari peserta lomba yang menampilkan bentuk jaya Stamba (Prasasti kemerdekaan bumi Anjuk Ladang), milik Gapoktan luru Luhur, Desa Sukorejo Kec. Rejoso. Saat diwawancarai DeAL, akad salah satu anggota Gapoktan Luru Luhur menyatakan bahwa replika yang dibuatnya ini bermaksud agar para generasi muda Nganjuk selalu mengenang akan sejarah lahirnya Kabupaten Nganjuk 1072 tahun yang lalu. “Jaya Stamba ini merupakan prasasti kebanggaan Nganjuk, dan Jaya Stamba adalah bukti jika Nganjuk pernah jaya, dan kini tengah merintis kejayaannya kembali. “begitu tegas Akad.
          Lomba Replika Bawang Merah yang berlangsung selama 2 hari di Alun-Alun Nganjuk, dibuka langsung oleh Bupati Nganjuk Drs. H. Taufiqurrahman yang ditandai dengan pemukulan kentongan. Acara ini juga dihadiri Dirjen Pemasaran dan pengolahan Hasil Pertanian, Departemen Pertanian RI. Dalam sambutannya Bupati Nganjuk mengatakan melalui bulan promosi ptensi Nganjuk tahun ini diharapkan akan bisa menarik perhatian para investor, sebab Nganjuk dinilai dengan kaya potensi yang patut dikembangkan khususnya dalam bidang pertanian selain daerah lumbung pangan di Jawa Timur, Nganjuk juga dikenal sebagai penghasil bawang merah. Sementara itu Ir. Budi Waspodo, MM (Plt. Kepala Dinas Pertanian Daerah kab. Nganjuk) sebagai panitia penyelenggara menjelaskan bahwa lomba replika bawang merah ini baru pertama kalinya diadakan di Kabupaten Nganjuk, bahkan kegiatan tersebut juga tercatat pada Museum Dunia Rekor Indonesia (MURI).
          Sri Widayati, sebagai salah satu tim juri berpendapat bahwa even Lomba Cipta Replika Bawang Merah, Terbesar dan Terindah ini memang layak tercatat dalam rekor MURI, karena baru kali ini kegiatan membuat kreasi replika ini diterimakan kepada Bupati Nganjuk Drs. H. Taufiqurrahman sebagai pemrakarsa acara didampingi, Ir. Budi Waspodo, MM selaku penyelenggara acara Replika bawang Merah. Pada saat yang sama MURI juga memberikan penghargaan kepada Tim Penggerak PKK Kab. Nganjuk sebagai pemrakarsa acara Lomba Merajang, Menggoreng, dan Mengemas Bawang Merah dengan peserta terbanyak yakni 1250 peserta. Dalam kesempatan ini Dra. Ita Triwibawati Taufiqurrahman, Ak. M.Si. didampingi Drs. Imam Hanafi (Kepala PPKB) sebagai penyelenggara acara, menerima Piagam Penghargaan langsung dari perwakilan MURI yang hadir.
          Perlu di informsikan dalam lomba ini tercatat sebagai peserta sebanyak 47 kelompok/perorangan dengan menampilkan kreatifitas masing-masing. Peserta boleh secara perorangan, kelompok, maupun gabungan kelompok tani dari berbagai wilayah seKabupaten Nganjuk.
“Bahan baku disediakan secara swadaya oleh peserta minimal 5 kwintal bawang merah. Bahkan ada peserta yang menghabiskan 1,2 ton. Bila diakumulasikan bahan baku menghabiskan 25 ton bawang merah atau setara dengan Rp. 204 Juta. Disesuaikan dengan harga bawang merah saat ini yang mencapai Rp. 8.000,-/kg”, kata Ir. Budi Waspodo sebagai ketua panitia penyelenggara.
          Selain lomba replika bawang merahjuga didukung pula oleh pameran buah dan tanaman hias. Sehingga dalam catatan transaksi pembelian ketiga jenis tanaman tersebut mencapai rp. 400 juta. Bagi pemenang disediakan hadiah sepeda motor untuk juara pertama. Sedangkan untuk juara kedua, ketiga dan seterusnya mendapat hadiah sepeda elektrik.
          Adapun kriteria penilaiannya meliputi ukuran estetika, tingkat kerumitan, keunikan, keserasian dan kerapian. Dewan pengamat diantaranya Dinas Pertanian daerah, Bappeda, Asosiasi Petani Bawang Merah Jawa Timur, serta unsur masyarakat yang diambil dari Kediri. Bagi para pemenang juga diberikan piagam penghargaan dari Dirjen Pemasaran dan Pengolahan Hasil Pertanian Departemen Pertanian RI.


(by mcg)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar