Menjamah dinding lembab dalam ruang kosong, . .
tersentak merasakan terburu senyap
Sudah, . . cukup, . . terjawab pertanyaanku tentang apa yang ada di depan
itu hanya nafsu dan itu akan menyiksa diri
Terdorong hasrat yang mustahil tanpa mendapatkan kepercayaan
Jangan berani dengan bahaya jika takut dengan resikonya
Ketika datang menyerang, . . rasanya menyakitkan
Tertindih dalam tumpukan kertas yang berhambur di sebuah lubang galian
Tertanam dalam, . . dalam sekali.
Adakah yang tahu, aku kemarin kedinginan dan menyusuri jalan ini sendirian ?
Bukan salah siapa-siapa, tapi saya sendiri yang memutuskan untuk pergi kesana.
Beku seperti salju, aku tidak pernah menunjukkan emosi
Jangan tanya kenapa, apakah kalian juga masih mempunyai nurani ?
"Apa sebenarnya yang terjadi ?", teriak pria dari bendungan
"Apa masalahnya ?" ucap lirih anak kecil dari balik lemari kayu
Saya sudah mencoba, tapi masih belum beruntung
Menyebalkan, sebenarnya sudah tahu bisa ditebak, dan akan memulai dari awal lagi
Kini terdapat lubang di dalam hati, bekas dari lemparan kerikil emosi
Sesuatu yang kudapat di tengah jalan 6 bulan kemarin dan telah berakhir.
Leave myself open that I won't be makin' a mistake again.
Menuangkan perasaan hati pada Malaikat Penjaga
Terpaku dalam sujud lantunkan syair puja
Tiada pernah mendengar tanpa menghiraukan yang terlihat
Terbiar menatap kepergian, hanya memberikan seulas senyuman
Sudah berakhir, terlambat untuk menyimpan yang berlalu indah
Berjanjilah akan memikirkanku setiap melihat langit dan bintang,
Ketika diterpa angin dan melihat derunya ombak
Karena aku masih terikat, terkunci dalam ruang kosong ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar